Nuryanto Gracia. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

GBKP JAK-PUS

Hari ini, 2 Juni 2011, saya melakukan church traveler ke GBKP (Gereja Batak Karo Protestan) Jakarta Pusat. GBKP termasuk gereja suku karena sebagian besar anggota jemaat di gereja ini berasal dari suku yang sama yaitu Karo. Kebaktian Minggu ke-1 dan ke-4 biasanya menggunakan bahasa karo sedangkan Minggu ke-2 dan ke-3 menggunakan bahasa Indonesia. Lalu hari ini menggunakan bahasa apa? Saya kira hari ini menggunakan bahasa Indonesia, ternyata saya salah. Hari ini menggunakan bahasa karo. Saya berusaha keras untuk belajar memahami kebaktian pada hari ini.

Tema hari ini adalah "Kenangkihen Tuhan Yesus" yang artinya "Kenaikan Tuhan Yesus." Kebaktian dimulai dengan menyanyikan lagu dari PEE (Penambahan Ende-Enden) No. 5: 1,2,dan 4. Setelah seorang diaken membacakan kata penaruh kubas kebaktian (mungkin itu artinya sama dengan kata pembuka kebaktian). Setelah itu umat diminta berdiri dan menyanyikan PEE No. 126 1,3 dan 4. Di pertengahan lagu, pendeta masuk, biasanya itu disebut prosesi. Setelah selesai bernyanyi seorang diaken naik ke mimbar lalu mengucapkan votum dan salam dengan bahasa karo setelah itu dibalas oleh umat dengan menyanyikan Amin 3x.

Diaken membacakan ayat introitus atau pengantar ibadah yaitu dari Perbahanen Rasul-Rasul (Kisah Para Rasul) 3:21. Setelah itu bernyanyi kembali dari PEE No. 31: 1 dan 3. Selesai bernyanyi umat dipersilahkan duduk. Umat dan Diaken melakukan responsoria (bersahut-sahutan) memuji nama Tuhan. Diaken mengucapkan kata-kata tertentu dalam bahasa karo, umat membalasnya dengan menyanyikan Haleluya, haleluya, krina anak Dibata. Selesai responsoria umat menyanyikan KEE (Kitab Ende-Enden No. 148: 1,2 dan 3).

Selesai bernyanyi, umat diajak berdiri untuk menerima Padan Dibata (Perintah Tuhan atau Firman Tuhan) yang diambil dari Johanes (Yohanes) 14: 2-3. Setelah itu dilajutkan dengan menyanyikan PEE No. 15: 1 dan 3. Setelah itu umat dipersilahkan duduk untuk persiapan mendengarkan khotbah. Dimulai dengan Ngoge Kata Dibata (Pembacaan Firman Tuhan). Diaken membacakan 1 Raja-raja 8: 22-8. Selesai membaca, umat menyanyikan Haleluya 3x.



Pendeta naik ke atas mimbar lalu ertoto guna khotbah (doa sebelum khotbah). Selesai berdoa, pendeta membaca Yohanes 12: 32-35. Pendeta berkhotbah dengan bahasa karo. Wah, saya sungguh tidak mengerti, tapi Puji Tuhan pendeta sering menyelinginya dengan bahasa Indonesia jadi ada yang saya tangkap walaupun sedikit. Pendeta mengatakan bahwa banyak umat Kristen yang menganggap kenaikan Yesus itu tidaklah sepenting kelahiran, kematian dan kebangkitan Yesus. Buktinya banyak umat Kristen yang tidak begitu peduli dengan kebaktian kenaikan Yesus atau bahkan mungkin lupa jika ada kebaktian kenaikan Yesus. Padahal kelahiran, kematian, kebangkitan dan kenaikan Yesus sama-sama penting dan bermakna untuk kita. Setidaknya ada 3 makna dari kenaikan Yesus, yaitu:
1. Yesus naik mempersiapkan tempat untuk kita.
2. Yesus naik agar Roh Kudus turun menuntun umat-Nya.
3. Yesus naik untuk menjadi perantara bagi manusia dengan Allah. Yesus menjadi perantara untuk mempersekutukan kembali manusia dengan Bapa.

Dalam bacaan hari ini, Yoh 12:32, ada kata "menarik". Pendeta menjelaskan arti kata menarik di situ yaitu Yesus menarik manusia dari lubang dosa. Yesus juga menarik manusia dari cengkeraman iblis. Pendeta juga mengatakan bahwa 1 Raj 8: 22-38 menekankan bahwa Allah tidak berada di tempat buatan manusia tetapi  di surga. Itu lah mengapa Yesus harus kembali ke surga. Pendeta khotbah tidak terlalu lama sekitar 15-20 menit. Selesai khotbah pendeta mengajak umat ertoto kenca khotbah (berdoa setelah khotbah/doa syafaat).

Selesai berdoa, umat diajak berdiri untuk Pengakuan Kinitiken (Pengakuan Iman Rasuli) dalam bahasa karo. Setelah itu umat diminta untuk duduk kembali dan memberikan persembahan diiringi lagu KEE No. 16. Selesai persembahan umat diajak berdiri untuk Penugasen/pengutusen (Pengutusan). Setelah itu umat menyanyikan KEE No. 102: 1 dan 4. Selesai bernyanyi dengan masih berdiri umat mengucapkan Pertoton Tuhan (Doa Bapa Kami) Bersama-sama. Setelah itu pendeta mengucapkan pemasu-masun (berkat). Setelah itu umat duduk dan ibadah selesai.

Selesai kebaktian umat ke luar untuk bersalam-salaman dengan pendeta, namun ada yang berbeda di sini, biasanya pendeta berada di pintu ke luar, tapi di GBKP ini pendetanya ada di depan sehingga umat harus ke depan untuk bersalaman dengan pendeta. Sungguh unik.


Oh iya, ada hal unik lainnya yaitu selama kebaktian kaum pria dan perempuan duduk di tempat terpisah alasannya agar lebih fokus dalam ibadah. Yah mungkin banyak (apalagi remaja) umat yang lagi kebaktian bukannya ibadah malah berpacaran. Mungkin gereja ini cocok untuk mereka yang berasal dari karo. Bagi teman-teman dari daerah karo yang mau ibadah dengan rekan-rekan sekampung dapat datang ke GBKP Jak-Pus Jl. Swadaya V No. 56 Kel. Cempaka Baru.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS