Nuryanto Gracia. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Abbalove Ministries Mangga Dua Square

Tanggal 15 Mei 2011 saya Church Traveling ke Abbalove Ministries Mangga Dua Square. Saya sampai di tempat 1,5 jam lebih cepat. Mau tidak mau saya berdiri 1,5 jam menunggu ibadah berikutnya karena ibadah yang pertama belum selesai. Daripada saya membuang waktu dengan sia-sia lebih baik saya menggunakan waktu yang cukup panjang itu untuk mengamati keadaan sekitar.

Di depan gereja ada yang menjual pernak-pernik, buku dan makanan. Saya agak tertolong juga dengan adanya penjual makanan tersebut, karena sekitar 1 jam berikutnya saya tiba-tiba menjadi sangat lapar sekali. Jadi saya beli bacang untuk mengganjal perut saya yang sangat lapar.

Ketika mendekati pukul 11.30 saya melihat belum banyak umat yang datang. Mungkinkah nanti akan sepi? Ah lihat saja nanti. Saya lebih tertarik untuk mengamati sekumpulan bapak-bapak berpakain necis yang sedang berdiskusi, apa yang sedang dibicarakan? Saya juga tidak tahu, saya tidak mendengarnya.

Yap, sekarang saatnya masuk untuk kebaktian. Kebaktian pertama telah selesai, umat ke luar dari gereja. Wah banyak sekali. Tapi kenapa kebaktian kedua yang datang baru sedikit? Ah...sudahlah..lihat saja nanti...

Pertama saya masuk ke gereja, saya melihat ada amplop panjang bertuliskan "Bless Indonesia Transform The World". Untuk apa ya amplop tersebut? Ah ambil saja deh, mungkin nanti ada gunanya. Saya masuk ke gereja lalu duduk di kursi agak ke belakang karena saya hari ini berniat tidak hanya mengamati tata ibadah dan khotbah saja, tapi juga aktivitas umat Abbalove di tempat ini ketika beribadah.

Di dalam gereja memang masih agak sepi, tapi itu tidak membuat Abbalove menunggu umat penuh baru kebaktian di mulai. Walaupun gereja masih sepi kebaktian tetap di mulai. Yah begitulah seharusnya, jangan biarkan Tuhan menunggu mereka yang terlambat. Belajar untuk disiplin.

Seorang pria maju lalu mengajak umat berdiri untuk berdoa.  Setelah itu 5 perempuan dan 2 pria maju untuk memimpin ibadah. Formasinya begini. 4 orang di belakang (2 pria dan 2 perempuan) dan 3 perempuan di depan. 3 perempuan di depan awalnya saya kira 1 adalah MC, 2 adalah singer dan 4 orang dibelakang adalah backing vocal. Tapi ternyata saya salah. 3 orang di depan adalah MC (Sebut saja MC A, MC B dan MC C) dan 4 orang dibelakang adalah singer.

MC A tetap dalam posisi berdiri mengajak umat untuk bernyanyi, selesai nyanyi umat selalu bertepuk tangan. Setelah itu berdoa. Ketika MC A sedang berdoa, MC C selalu menimpali doa MC A dengan kata-kata "Yes Yesus".

Selesai berdoa, MC B mengajak umat untuk mengangkat kedua jempolnya ke atas, untuk apa ya? Untuk nyanyi dangdut. Sungguh menarik, baru kali ini saya nyanyi dangdut di gereja tapi bukan lagu dangdut sekular melainkan lagu gerejawi yang dibuat melodi dangdut. Masih dalam posisi berdiri MC B mengajak umat untuk bernyanyi satu lagu lagi.

Selama bernyanyi saya mengamati keadaan sekitar. Saya menemukan dua umat yang menarik untuk diperhatikan. Satunya adalah perempuan muda yang cantik parasnya (sungguh cantik), yang kedua adalah pria cukup tua yang wajahnya cukup menyeramkan dengan kumis lebat, kalung dengan manik-manik yang besar-besar melingkar di lehernya. Ketika yang lain sedang bernyanyi perempuan ini berdiam saja. Bahkan ketika yang lain berdiri dia malah duduk. Pria tua itu juga begitu, umat yang lain berdiri dia hanya duduk dengan kedua tangannya dilipat. Siapa mereka? Saya sempat berpikir jangan-jangan yang perempuan adalah church traveler juga, soalnya saya sempat melihat dia tadi memegang pulpen untuk mencatat dan membaca Alkitab lalu menggaris bawahi ayat yang ia baca. Sedangkan untuk yang pria, saya tidak mau berpikir jauh, takut berpikiran negatif.

Selesai bernyanyi, seorang pria maju lalu mempersilahkan umat duduk dan memberikan beberapa pengumuman ada yang melalui video, ada juga yang lisan. Ada beberapa kata menarik yang saya dapat dari pengumuman tersebut, mari kita jadi "ekspresi Kristus" karena itu mari "ekspresikan Kristus" dalam kehidupan sehari-hari.

Selesai pengumuman, umat dipersilahkan mempersiapkan diri untuk memberikan persembahan. Saya lihat sekitar saya, mereka tidak ada yang memegang uang untuk persembahan. Mereka justru memegang amplop yang sama seperti yang saya ambil tadi waktu pertama kali masuk gereja. Saya mulai berpikir apakah memang persembahannya harus dimasukkan ke dalam amplop tersebut? Ah daripada malu nanti lebih baik saya masukkan saja uang persembahan saya ke dalam amplop tersebut. Lalu sambil bernyanyi kantong persembahan diedarkan. Wah memang uang persembahan harus dimasukkan ke dalam amplop, soalnya kantong persembahannya cuma muat untuk dimasukkan amplop. Untung saja tadi saya mengambil amplop terlebih dahulu. Puji Tuhan...

Umat diajak berdiri untuk doa persembahan. Selesai doa, MC memanggil Pdt. Andreas  untuk memberitakan firman. Ketika Pdt. Andreas dipanggil umat bertepuk tangan. Pak pdt mengajak umat untuk berdoa sebelum mendengarkan khotbah.

Pdt mengatakan bahwa hari ini dia akan berbicara tentang Bekerja Bersama Tuhan. Mengapa bekerja bersama Tuhan? Pendeta memberikan 2 alasan, yaitu:
1. Berjalan bersama Tuhan harus juga bekerja bersama Tuhan. Bekerja bersama Tuhan tidak ada pensiunnya.
2. 2 Kor 6: 1-2. Kita adalah teman sekerja Allah. Kita dapat menjadi rekan sekerja-Nya hanya karena anugerah. Oleh karena itu, jangan melecehkan anugerah Allah.  Kita dihargai Allah jika kita bekerja bagi-Nya.

Lalu bagaimana bekerja bersama Tuhan? Pendeta memberikan 3 hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Yoh 15:2. Kita harus siap dibentuk jika ingin bekerja bersama Tuhan. Ranting anggur tidak memiliki fungsi lain selain berbuah. Begitu juga kita, kita tidak punya fungsi lain selain berbuah. Apa saja buahnya? Buah pertobatan, buah Roh Kudus dan buah penginjilan (membawa banyak jiwa kepada Kristus)

2. Mengemban Amanat Agung: MAT 28: 19-20. Tidak hanya menjadi Kristen tapi lebih dari itu yaitu menjadi Murid Kristus. Hanya duduk beribadah di gereja belumlah ideal. Pergi memberitakan injil, di mana saja memberitakan injil itu baru ideal.
Kisah Para Rasul 1:8 mengatakan memberitakan injil ke Yerusalem, Yudea, Samaria dan Ujung bumi. Pendeta menafsirkan:
Yerusalem sebagai rumah kita
Yudea sebagai negara kita
Samaria sebagai negara tetangga
Ujung bumi sebagai negara yang lainnya.
Jadi mulailah memberitakan injil dari rumah.

3. Yoh 9:4. Selagi masih siang artinya adalah, selagi masih ada kesempatan terbuka untuk menginjili, selagi Yesus belum datang dan selagi kita masih hidup mari kita menyebarkan injil.  Kita harus mengerjakan pekerjaan Tuhan yaitu pekerjaan pengutusan. Profesi hanyalah alat untuk penginjilan.

Selesai berkhotbah, pendeta turun dari mimbar lalu digantikan oleh seorang pendeta lain (sepertinya gembala sidang). Pendeta tersebut mengajak umat berdoa lalu menyampaikan berkat. Kebaktian selesai umat bergegas ke luar.Oh iya, saya baru ingat tadi sebelum khotbah selesai perempuan cantik yang saya sebutkan tadi tidak ada di tempat. Sepertinya dia telah pulang terlebih dahulu. Kenapa ya? Sedangkan bapak yang agak seram tadi, sampai akhir ibadah masih ada di gereja. Yah begitulah gereja, segala macam manusia bercampur di sana. Itu lah keindahan gereja, yaitu keberagamannya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

GYS Samanhudi (PPM)


Tanggal 8 Mei saya melakukan Church Traveling ke gereja yang saya pernah datangi sebelumnya. Ini pengalaman unik bagi saya, baru kali ini saya melakukan church traveling dua kali ke tempat yang sama. Sesungguhnya saya tidak berencana untuk datang kembali ke gereja tersebut, namun karena kekerabatan dari pemuda di tempat tersebut lah yang membuat saya datang kembali. Sungguh keramahan yang layak untuk diapresiasi. 

Saya diundang kembali oleh pemuda Gereja Yesus Sejati (GYS) Samanhudi untuk ibadah bersama kembali di tempat tersebut. Ketika saya baru sampai di tempat tersebut, saya disambut dengan hangat dan dikenalkan dengan beberapa anggota Persekutuan Pemuda Masyarakat (PPM). Yah PPM,saya cukup kaget, saya kira saya akan ibadah di persekutuan pemuda mahasiswa ternyata saya diajak ke PPM. PPM adalah persekutuan khusus untuk pemuda yang dalam usia kerja.

Sebelum persekutuan dimulai, saya berbincang-bincang sejenak dengan beberapa pemuda. Lagi asyik berbincang-bincang, lonceng kecil dibunyikan, masih ingat kan itu tandanya apa? Yah benar, itu tanda bahwa ibadah akan dimulai.

MC mulai mengajak umat untuk berdoa terlebih dahulu. Namun saya cukup aneh awalnya, karena MC mengajak berdoa namun dia hanya berdiam diri saja, lalu tiba-tiba amin. Bukan cuma sekali tapi beberapa kali berdoa MCnya selalu begitu. Saya berusaha untuk menebak, mungkinkah ini adalah keunikan dari GYS? Ah daripada nebak-nebak, saya memutuskan untuk bertanya saja nanti setelah selesai ibadah. MC juga mengajak umat untuk menyanyikan beberapa lagu. Ada yang saya kagumi ketika MC mengajak umat untuk bernyanyi dari Kidung Rohani, yaitu semua bait dinyanyikan. Ketika saya belajar tentang liturgi, memang yang baik nyanyian jemaat itu harus dinyanyikan semua bait agar lebih menghayati pesan dari lagu tersebut. Oh iya, sama seperti yang telah saya tuliskan pada tulisan saya yang sebelumnya tentang GYS bahwa yang unik dari GYS adalah sebelum melakukan apapun selalu mengucapkan “di dalam nama Yesus”, pada saat PPM pun MC juga mengucapkan “dalam nama Yesus” sebelum melakukan apapun. 

Setelah selesai MC memimpin puji-pujian. Pendeta masuk untuk persiapan firman. Sebelum pemberitaan firman dimulai, pendeta mengajak umat untuk menyanyikan satu lagu. Selesai bernyanyi, umat berlutut untuk berdoa dalam bahasa roh. Sebelumnya pendeta mengucapkan “di dalam nama Yesus.” Semuanya bersama-sama berdoa dalam bahasa roh. Ketika lonceng kecil dibunyikan oleh pendeta, semuanya berhenti berdoa lalu berdiri. Pemberitaan firman pun dimulai.

Pendeta mengatakan bahwa dari sekian banyak umat kristen di dunia, hanya sedikit yang masih memegang teguh perintah Allah untuk menguduskan hari sabat. Salah satunya adalah GYS. Pendeta bertanya kepada umat, mengapa GYS masih memegang teguh hari sabat? Pendeta menegaskan, jangan sampai kita cuma bisa bilang “yah udah dari sananya.” Pendeta mengajak kepada umat untuk bisa bertanggungjawab terhadap iman yang dipegangnya. Jika hanya berkata “yah pokoknya saya percaya” maka itu hanya akan jadi debat kusir nantinya, terutama mengenai hari sabat. 

Pendeta mengatakan bahwa di kalangan protestan, tidak lagi menguduskan hari sabat karena merujuk dari Kolose 2:14-17. Begini bunyinya:

14  dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib:
15  Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka.
16  Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat;
17  semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.

Pendeta bertanya kembali, apakah ini artinya memang perintah untuk menguduskan hari sabat telah dihapuskan?

Pendeta mengajak umat untuk membaca Kisah Para Rasul 13:14; 16:13; 17:2. Di sana ditunjukkan bahwa Paulus sangat taat menjalani hari sabat. Jadi tidak logis jika Paulus menjalankannya tapi dia sendiri yang membatalkannya. 

Pendeta menegaskan bahwa kita perlu mengetahui, taurat yang dimaksud oleh Paulus dalam Kol 2:14-17 itu apa. Pendeta menjelaskan bahwa Taurat terdapat 3 bagian (Ulangan 4:13-14) :
  1. 10 Perintah (yang ditulis langsung oleh Tuhan)
  2. Ketetapan (tata cara ibadah) : hari raya (Imamat 23: Paska, Roti Tidak beragi, Buah Sulung, Pentakosta, Serunai, Pendamaian, dan Pondok Daun
  3. Peraturan (Kekudusan): mengenai makanan dan minuman halal/haram (Imamat 11)

Yang dimaksud oleh Paulus sebagai bayangan Kristus adalah bagian 2 dan 3. Hari-hari raya tersebut merupakan bayangan Kristus. 

Paska = Yesus anak domba
Roti tidak beragi = Yesus tidak berdosa
Buah sulung = Yesus bangkit
Pentakosta = turunnya Roh Kudus
Serunai = Pengabaran Injil oleh Petrus
Pendamaian = Penebusan
Pondok daun = umat Allah
Jadi yang dimaksud oleh Paulus taurat yang dipakukan/dihapuskan adalah bagian 2 dan 3
Hari sabat sendiri terdiri dari dua ragam yaitu:
1.       Sabat mingguan (Im 23:3)
2.       Hari raya sabat (Im 25:3-4, 19:30)

Jadi yang dimaksud Paulus sabat yang dipakukan adalah hari raya sabat, bukan sabat mingguan. Karena dalam Mat 5:17-19 Yesus menyatakan bahwa kedatangan Kristus bukan untuk meniadakan satu iota pun dari hukum taurat. Taurat yang dimaksud adalah 10 perintah Allah, karena itu dituliskan langsung oleh Allah. Dalam 10 perintah Allah ada perintah untuk menguduskan hari sabat (sabat mingguan) itulah alasan GYS masih memegang teguh hari sabat mingguan. 

Sabat itu diciptakan oleh Allah karena merupakan hal yang penting. Tubuh manusia dan benda yang ada di dunia ada batasnya. Sabat bertujuan agar manusia dan alam beristirahat untuk memulihkan diri sehingga bisa lebih optimal dalam berkarya.

Selesai khotbah, pendeta mengajak umat untuk bernyanyi. Selesai bernyanyi, umat diajak untuk berlutut dan berdoa bahasa roh di dalam nama Yesus. Doa selesai setelah lonceng kecil dibunyikan.
Selesai persekutuan, saya diajak untuk ramah tamah (makan-makan gitu deh, tapi saya tidak terlalu sempat makan banyak karena saya asyik diskusi). Saya banyak berbincang-bincang dengan beberapa pemuda. Dari bincang itu lah saya tahu bahwa MC berdiam ketika berdoa itu bukanlah suatu keharusan. MC yang pemalu, bisa berdoa dalam hati. Tapi ada juga yang berdoanya terdengar.

Saya juga berbincang-bincang dengan bapak pendeta. Saya bertanya apakah di GYS teologi diterima. Pendeta mengatakan gereja tanpa teologi bisa ngaco pengajarannya. Pendeta bisa seenaknya sendiri menafsirkan ayat. Bagi bapak pendeta “jangan baca Alkitab hanya pada pemikiran konteks masa kini, tapi mula-mula baca Alkitab sesuai konteks zamannya”.  Pendeta juga ketika menjelaskan banyak hal selalu melihat ke sejarah gereja. Yah begitulah memang seharusnya. Apa yang ada pada masa kini pasti ada sejarahnya. Tidak begitu saja ada. Cukup panjang bincang-bincang tersebut sampai tidak terasa waktu sudah berlalu begitu lama. Saya berniat untuk pulang. Kali ini saya diantar kembali sampai motor saya. Sampai sana pun saya masih diajak untuk berdiskusi. Bertukar info pribadi (nomor HP, email). Bahkan ada yang bertukar pendapat tentang alasan saya melakukan Church Traveling. Memang pemuda GYS adalah pemuda yang senang untuk terus belajar. Teruslah belajar agar semakin mampu hidup bijak bersama Tuhan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS